nama saya DHINY PURWANDARI (F1B006045) saya ingin menanyakan di dalam pembahasan tertulis "perubahan strategis harus tampak kasat mata dalam perubahan operasional", bisa tolong dijelaskan dan beri contoh yang spesifik di dalam organisasi/perusahaan! Dalam memulai suatu perubahan hal-hal/tahap-tahap apa saja yang dilakukan agar perubahan tersebut bisa efektif?terima kasih
Assalamualaikum Wr.Wb, nama saya Mirza Anjeng Sari (F1B006073)
Dari penjelasan menganai 3 mcm perubahan startegis jelas bahwa terdapat perubahan yang sifatnya mendasar dan perubahan yang tampak dari luar. dan Perubahan2 ini hrs tampak scr kasat mata dlm perubahan operasional. Yang menjadi pertanyaan: 1.Mengapa perubahan2 ini hrs tampak secara kasat mata & tdk dpt dilihat dgn nyata perubaha2 tsb? 2.Mengapa seseorang belum tentu dpt melakukan perubahan operasional akan menyentuh aspek strategisnya? 3.Mengapa perubahan startegis membutuhkan kinsep & seni g kuat dan dilakukan secara bertahap?
Kiranya itu saja yang akan saya tanyakan terima kasih... :)
Nama : Sudaryanto Nim : F1B006050 Menurut kelompok anda manajemen selalu memerlukan pengupayaan perinsip- perinsip "going concern" untuk mengelola suatu organisasi. apakah perinsip- perinsip "going concern" tersebut relevan untuk diterapkan pada organisasi birokrasi di Indonesia pada saat ini? jika relevan, bagaimana proses penerapannya agar efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan aspek demokrasi?dan jika tidak relevan, tolong jelaskan ! terimakasih.
Dalam makalah anda telah disebutkan bahwa Black dan Gregersen membagi strategi perubahan dalam 3 kategori, yaitu: 1. perubahan antisipatif (anticipatory change) 2. perubahan reaktif (reactive change) 3. perubahan krisis (crisis change) yang ingin saya tanyakan adalah, jelaskan hubungan dari ketiga strategi perubahan tersebut, disertai dengan contoh nyata atau konkret di suatu organisasi atau perusahaan? maturnuwun...
Terimakasih atas pertanyaan saudari Dhiny Purwandari F1B006045. Untuk menjawabnya, saya Septiana W.R (F1B006002) sebagai anggota kelompok 3 meminta maaf terlebih dahulu pada saudara Dhiny untuk mencermati kembali makalah kami, khususnya pada bab pembahasan. Disana telah disebutkan apa itu perubahan strategis dan perubahan operasional, juga macam-macam perubahan strategis yaitu : 1. Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perusahaan. Perubahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Perubahan arah / focus bisnis. Yaitu dapat dengan mengubah arah / focus pada bisnis yang sama atau memasuki bidang baru dengan produk yang baru. 3. Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan (revenue), atau pemakaian sumber daya.
Jelas disebutkan bahwa perubahan strategis merupakan perubahan yang mendasar, bahkan sangat mendasar dimana proses terjadinya perubahan tersebut adalah juga secara radikal. Pertanyaan anda adalah penjelasan dari pernyataan “perubahan strategis harus tampak kasat mata dalam perubahan operasional". Sekarang saya mencoba menggunakan analogy, coba anda bayangkan jika anda mempunyai perusahaan di sector swasta atau perdagangan. Jika suatu saat perusahaan anda mengalami bangkrut dan pemasaran barang menjadi anjlok, tentu anda harus melakukan perubahan pada cara kerja perusahaan anda, kebijakan, arah dsb yang dapat meningkatkan kembali kondisi perusahaan anda menjadi normal. Tentunya pada sisi operasional, missal mesin-mesin yang digunakan, cara pemasaran, alat, cara berpromosi, kualitas barang itu juga akan mengalami perubahan. Jadi perubahan yang dasar tadi harus menjadi acuan pada perubahan-perubahan operasional yang menyertainya. Perubahan dasar tadi dimaksudkan adalah sebagai upaya bagi perusahaan anda agar dapat berkembang kembali dan dengan dasar perubahaan tadi sebagai acuannya, maka perusahaan anda akan lebih mudah mencapai tujuan yang sebelumnya ditetapkan. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa perubahan strategis harus tampak secara kasat mata dalam perubahan operasional.
Pertanyaan selanjutnya adalah dalam memulai suatu perubahan hal-hal/tahap-tahap apa saja yang dilakukan agar perubahan tersebut bisa efektif?
Untuk dapat efektif, penjelasannya terdapat pada kategori pembaruan perusahaan yang ada pada pembahasan makalah, yaitu strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan yang memerlukan sebuah perubahan, kategorinya adalah transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen krisis. Maaf saudari Dhiny, coba anda baca kembali pada pembaruan perusahaan.
Nama: ARIFUDDIN KURNIAWAN NIM : F1B004042 Banyaknya permasalahan yang terjadi di negara kita. Namun saya mau melihat pada sudut pandang birokrasi. Banyaknya permasalahan yang terjadi tentunya tidak bisa lepas dari birokrasi itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa birokrasi di Indonesia sudah bobrok mulai dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Kemudian pemerintah membuat kebijakan bahwa perlu adanya reformasi birokrasi. Yang mau saya tanyakan, apakah reformasi birokrasi merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan yang lebih baik khususnya di sektor birokrasi? Jika tidak, apakah ada langkah lain yang bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi suatu birokrasi?Tolong dijelaskan! Terima kasih..
UNTUK TUGAS ARTIKEL PO Oleh : Bayu Rimadhani F1B005097
KETERBUKAAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI
Permasalahan yang sering terjadi dalam suatu organisasi sangatlah kompleks. Dari permasalahan bentuk fisik suatu organisasi sampai permasalahan di tingkat strateginya. Solusi dicari dimaksudkan untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut dan jika terjadi penyimpangan akan mudah dikendalikan. Secara tidak disadari, organisasi tersebut telah melakukan inovasi, yaitu mencoba menerapkan hal baru pada organisasi. Artinya bahwa organisasi tersebut telah mengubah sebagian atau beberapa bagian yang dianggap sudah tidak bisa diterapkan untuk mencapai tujuan. Inovasi dilakukan semata-mata untuk pengembangan organisasi. Inovasi sering kali menjadi jargon utama untuk meningkatkan kualitas organisasi bagi organisasi yang siap untuk menghadapi tantangan perubahan. Namun, tidak jarang pula inovasi menjadi momok yang sangat mengerikan bagi organisasi yang belum mampu atau belum siap menerima tantangan perubahan. Ketidaksanggupan organisasi menerima tantangan perubahan biasanya terjadi karena ketidakterbukaan pikiran dan hati para manusia yang bekerja di dalam organisasi itu sendiri. Ketidaksanggupan itu juga bisa jadi karena ketidakmampuan orang-orang yang bekerja di organisasi untuk melakukan perubahan. Hal ini bisa saja terjadi jika orang-orang dalam organisasi tidak cukup berpengalaman dan ragu-ragu untuk mengambil tindakan. Ada beberapa alasan organisasi enggan melakukan inovasi. Yang pertama adalah rasa sayang jika organisasinya diubah dan menghilangkan hal yang lama. Alasan ini biasanya dimiliki oleh seorang pengusaha yang dari awal mendirikan perusahaan dengan hasil keringatnya sendiri dan masih menggunakan metode produksi yang tradisional. Misalnya saja, di sekitar rumah penulis, dulu terdapat industri kecil penghasil tahu. Industri rumah tangga tersebut masih menggunakan metode tradisional karena pada saat itu belum ada persaingan industri sehebat masa sekarang. Namun begitu, industri tersebut telah merekruit pekerja dari luar anggota keluarganya. Industri tahu tersebut sangat berhasil pada waktu itu, namun tiba saat era reformasi yang dibarengi dengan krisis moneter, industri itu tidak mampu untuk mengimbanginya karena tetap pada pendirian, yaitu metode tradisional. Persaingan dalam industri semakin hebat, akibatnya industri tahu tradisional itu gulung tikar. Dari kasus tersebut dapat dianalisis, jika industri tahu melakukan inovasi, yaitu mengganti metode produksinya, maka industri itu masih tetap berdiri hingga sekarang. Alasan kedua orang enggan melakukan inovasi adalah rasa takut atau minder menghadapi dunia yang serba baru. Organisasi sangat mungkin melakukan penataan kembali struktur atau hierarkhi organisasi. Penataan kembali tersebut pasti sangat mungkin dengan konsekuensi berpindahnya orang yang satu dengan orang yang lain ke tempat yang berbeda. Orang yang cenderung tertutup pikiran dan hatinya akan sangat sulit menerima kondisi itu, yaitu dengan lingkungan baru, dengan teman kerja baru. Ketiga, alasan ini sebenarnya sering terjadi pada organisasi negeri (milik pemerintah). Menolak adanya inovasi di tingkat struktur atau manajemen karena menghindari pengurangan pegawai. Organisasi pemerintah yang banyak merekruit pegawai karena mengurusi banyak urusan masyarakat, namun sering dijumpai pada siang hari tiba pegawai nge-games di komputer. Yang mustinya dapat dikerjakan oleh satu orang, namun dikerjakan oleh dua bahkan tiga orang. Jika dilakukan perubahan dalam job description, maka terancam akan ada pengurangan pegawai. Maka organisasi tersebut memilih untuk tidak melakukan perubahan di sisi tersebut. Yang keempat yaitu orang-orang dalam organisasi belum mampu untuk mengadakan perubahan atau inovasi. Organisasi macam ini cenderung akan mudah runtuh dalam menghadapi jaman yang semakin berkembang jika tidak ada usaha untuk itu. Inovasi yang menunjang perubahan organisasi memang tidak serta merta membawa kebahagiaan, dalam prosesnya pasti akan terjadi kemacetan atau penyimpangan. Bagaimana cara organisasi menghadapi proses itu akan menentukan tercapinya tujuan. Inovasi tidak akan pernah terjadi jika tidak diimbangi dengan keterbukaan hati dan pikiran setiap orang yang ada dalam organisasi. Bagaimana sikap dan pandangan setiap orang dalam organisasi juga turut andil dalam misi pencapaian tujuan bersama tersebut.
maaf, bagi komentator yang tertarik dengan kelompok kami. ada perubahan topik dan blog pada kelompok kami. blog terbaru yaitu FS-keloga.blogspot.com topik atau bahasan di blog ini sudah dibahas pada blog kelompok 1 (chsnge 1) terima kasih. maaf merepotkan...
10 komentar:
test di kelas
nama saya DHINY PURWANDARI (F1B006045)
saya ingin menanyakan di dalam pembahasan tertulis "perubahan strategis harus tampak kasat mata dalam perubahan operasional", bisa tolong dijelaskan dan beri contoh yang spesifik di dalam organisasi/perusahaan! Dalam memulai suatu perubahan hal-hal/tahap-tahap apa saja yang dilakukan agar perubahan tersebut bisa efektif?terima kasih
Assalamualaikum Wr.Wb,
nama saya Mirza Anjeng Sari
(F1B006073)
Dari penjelasan menganai 3 mcm perubahan startegis jelas bahwa terdapat perubahan yang sifatnya mendasar dan perubahan yang tampak dari luar.
dan Perubahan2 ini hrs tampak scr kasat mata dlm perubahan operasional. Yang menjadi pertanyaan:
1.Mengapa perubahan2 ini hrs tampak secara kasat mata & tdk dpt dilihat dgn nyata perubaha2 tsb?
2.Mengapa seseorang belum tentu dpt melakukan perubahan operasional akan menyentuh aspek strategisnya?
3.Mengapa perubahan startegis membutuhkan kinsep & seni g kuat dan dilakukan secara bertahap?
Kiranya itu saja yang akan saya tanyakan terima kasih... :)
FAJAR ROSLIATIKa(F1B006004)
Dalm makalah anda dijelskn bhw dlam setip perubahn maka manjemen dituntut dpt menerapkan prinsip going concern,apa pnjelsan dari prinsip tersebut?
Nama : Sudaryanto
Nim : F1B006050
Menurut kelompok anda manajemen selalu memerlukan pengupayaan perinsip- perinsip "going concern" untuk mengelola suatu organisasi. apakah perinsip- perinsip "going concern" tersebut relevan untuk diterapkan pada organisasi birokrasi di Indonesia pada saat ini? jika relevan, bagaimana proses penerapannya agar efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan aspek demokrasi?dan jika tidak relevan, tolong jelaskan ! terimakasih.
ROHMA DARA RIZQIKA
F1BOO6083
Dalam makalah anda telah disebutkan bahwa Black dan Gregersen membagi strategi perubahan dalam 3 kategori, yaitu:
1. perubahan antisipatif (anticipatory change)
2. perubahan reaktif (reactive change)
3. perubahan krisis (crisis change)
yang ingin saya tanyakan adalah, jelaskan hubungan dari ketiga strategi perubahan tersebut, disertai dengan contoh nyata atau konkret di suatu organisasi atau perusahaan?
maturnuwun...
Terimakasih atas pertanyaan saudari Dhiny Purwandari F1B006045.
Untuk menjawabnya, saya Septiana W.R (F1B006002) sebagai anggota kelompok 3 meminta maaf terlebih dahulu pada saudara Dhiny untuk mencermati kembali makalah kami, khususnya pada bab pembahasan. Disana telah disebutkan apa itu perubahan strategis dan perubahan operasional, juga macam-macam perubahan strategis yaitu :
1. Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perusahaan. Perubahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Perubahan arah / focus bisnis. Yaitu dapat dengan mengubah arah / focus pada bisnis yang sama atau memasuki bidang baru dengan produk yang baru.
3. Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan (revenue), atau pemakaian sumber daya.
Jelas disebutkan bahwa perubahan strategis merupakan perubahan yang mendasar, bahkan sangat mendasar dimana proses terjadinya perubahan tersebut adalah juga secara radikal. Pertanyaan anda adalah penjelasan dari pernyataan “perubahan strategis harus tampak kasat mata dalam perubahan operasional". Sekarang saya mencoba menggunakan analogy, coba anda bayangkan jika anda mempunyai perusahaan di sector swasta atau perdagangan. Jika suatu saat perusahaan anda mengalami bangkrut dan pemasaran barang menjadi anjlok, tentu anda harus melakukan perubahan pada cara kerja perusahaan anda, kebijakan, arah dsb yang dapat meningkatkan kembali kondisi perusahaan anda menjadi normal. Tentunya pada sisi operasional, missal mesin-mesin yang digunakan, cara pemasaran, alat, cara berpromosi, kualitas barang itu juga akan mengalami perubahan. Jadi perubahan yang dasar tadi harus menjadi acuan pada perubahan-perubahan operasional yang menyertainya. Perubahan dasar tadi dimaksudkan adalah sebagai upaya bagi perusahaan anda agar dapat berkembang kembali dan dengan dasar perubahaan tadi sebagai acuannya, maka perusahaan anda akan lebih mudah mencapai tujuan yang sebelumnya ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut jelas bahwa perubahan strategis harus tampak secara kasat mata dalam perubahan operasional.
Pertanyaan selanjutnya adalah dalam memulai suatu perubahan hal-hal/tahap-tahap apa saja yang dilakukan agar perubahan tersebut bisa efektif?
Untuk dapat efektif, penjelasannya terdapat pada kategori pembaruan perusahaan yang ada pada pembahasan makalah, yaitu strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan yang memerlukan sebuah perubahan, kategorinya adalah transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen krisis.
Maaf saudari Dhiny, coba anda baca kembali pada pembaruan perusahaan.
Terimakasih…
Nama: ARIFUDDIN KURNIAWAN
NIM : F1B004042
Banyaknya permasalahan yang terjadi di negara kita. Namun saya mau melihat pada sudut pandang birokrasi. Banyaknya permasalahan yang terjadi tentunya tidak bisa lepas dari birokrasi itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa birokrasi di Indonesia sudah bobrok mulai dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Kemudian pemerintah membuat kebijakan bahwa perlu adanya reformasi birokrasi. Yang mau saya tanyakan, apakah reformasi birokrasi merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan yang lebih baik khususnya di sektor birokrasi? Jika tidak, apakah ada langkah lain yang bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi suatu birokrasi?Tolong dijelaskan!
Terima kasih..
UNTUK TUGAS ARTIKEL PO
Oleh : Bayu Rimadhani F1B005097
KETERBUKAAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI
Permasalahan yang sering terjadi dalam suatu organisasi sangatlah kompleks. Dari permasalahan bentuk fisik suatu organisasi sampai permasalahan di tingkat strateginya. Solusi dicari dimaksudkan untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut dan jika terjadi penyimpangan akan mudah dikendalikan. Secara tidak disadari, organisasi tersebut telah melakukan inovasi, yaitu mencoba menerapkan hal baru pada organisasi. Artinya bahwa organisasi tersebut telah mengubah sebagian atau beberapa bagian yang dianggap sudah tidak bisa diterapkan untuk mencapai tujuan. Inovasi dilakukan semata-mata untuk pengembangan organisasi.
Inovasi sering kali menjadi jargon utama untuk meningkatkan kualitas organisasi bagi organisasi yang siap untuk menghadapi tantangan perubahan. Namun, tidak jarang pula inovasi menjadi momok yang sangat mengerikan bagi organisasi yang belum mampu atau belum siap menerima tantangan perubahan. Ketidaksanggupan organisasi menerima tantangan perubahan biasanya terjadi karena ketidakterbukaan pikiran dan hati para manusia yang bekerja di dalam organisasi itu sendiri. Ketidaksanggupan itu juga bisa jadi karena ketidakmampuan orang-orang yang bekerja di organisasi untuk melakukan perubahan. Hal ini bisa saja terjadi jika orang-orang dalam organisasi tidak cukup berpengalaman dan ragu-ragu untuk mengambil tindakan.
Ada beberapa alasan organisasi enggan melakukan inovasi. Yang pertama adalah rasa sayang jika organisasinya diubah dan menghilangkan hal yang lama. Alasan ini biasanya dimiliki oleh seorang pengusaha yang dari awal mendirikan perusahaan dengan hasil keringatnya sendiri dan masih menggunakan metode produksi yang tradisional. Misalnya saja, di sekitar rumah penulis, dulu terdapat industri kecil penghasil tahu. Industri rumah tangga tersebut masih menggunakan metode tradisional karena pada saat itu belum ada persaingan industri sehebat masa sekarang. Namun begitu, industri tersebut telah merekruit pekerja dari luar anggota keluarganya. Industri tahu tersebut sangat berhasil pada waktu itu, namun tiba saat era reformasi yang dibarengi dengan krisis moneter, industri itu tidak mampu untuk mengimbanginya karena tetap pada pendirian, yaitu metode tradisional. Persaingan dalam industri semakin hebat, akibatnya industri tahu tradisional itu gulung tikar. Dari kasus tersebut dapat dianalisis, jika industri tahu melakukan inovasi, yaitu mengganti metode produksinya, maka industri itu masih tetap berdiri hingga sekarang.
Alasan kedua orang enggan melakukan inovasi adalah rasa takut atau minder menghadapi dunia yang serba baru. Organisasi sangat mungkin melakukan penataan kembali struktur atau hierarkhi organisasi. Penataan kembali tersebut pasti sangat mungkin dengan konsekuensi berpindahnya orang yang satu dengan orang yang lain ke tempat yang berbeda. Orang yang cenderung tertutup pikiran dan hatinya akan sangat sulit menerima kondisi itu, yaitu dengan lingkungan baru, dengan teman kerja baru.
Ketiga, alasan ini sebenarnya sering terjadi pada organisasi negeri (milik pemerintah). Menolak adanya inovasi di tingkat struktur atau manajemen karena menghindari pengurangan pegawai. Organisasi pemerintah yang banyak merekruit pegawai karena mengurusi banyak urusan masyarakat, namun sering dijumpai pada siang hari tiba pegawai nge-games di komputer. Yang mustinya dapat dikerjakan oleh satu orang, namun dikerjakan oleh dua bahkan tiga orang. Jika dilakukan perubahan dalam job description, maka terancam akan ada pengurangan pegawai. Maka organisasi tersebut memilih untuk tidak melakukan perubahan di sisi tersebut.
Yang keempat yaitu orang-orang dalam organisasi belum mampu untuk mengadakan perubahan atau inovasi. Organisasi macam ini cenderung akan mudah runtuh dalam menghadapi jaman yang semakin berkembang jika tidak ada usaha untuk itu.
Inovasi yang menunjang perubahan organisasi memang tidak serta merta membawa kebahagiaan, dalam prosesnya pasti akan terjadi kemacetan atau penyimpangan. Bagaimana cara organisasi menghadapi proses itu akan menentukan tercapinya tujuan. Inovasi tidak akan pernah terjadi jika tidak diimbangi dengan keterbukaan hati dan pikiran setiap orang yang ada dalam organisasi. Bagaimana sikap dan pandangan setiap orang dalam organisasi juga turut andil dalam misi pencapaian tujuan bersama tersebut.
maaf, bagi komentator yang tertarik dengan kelompok kami. ada perubahan topik dan blog pada kelompok kami. blog terbaru yaitu FS-keloga.blogspot.com
topik atau bahasan di blog ini sudah dibahas pada blog kelompok 1 (chsnge 1)
terima kasih. maaf merepotkan...
Posting Komentar