Senin, 12 Mei 2008

MAKALAH (Resume Change)

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PENGEMBANGAN ORGANISASI


DI SUSUN OLEH :


SUPARJO F1B004085
PURNOMO RAHARJO F1B004103
GALIH GINANJAR F1B005003
BAYU RAMADHANI F1B005097
ALIP HERMAWAN F1B005220
SEPTIANA WIDYANING RATNA F1B006002





DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PURWOKERTO
2008






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajer yang mengelola suatu organisasi akan dapat mencapai misi organisasinya apabila seorang manajer tersebut selalu adaptif mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi, baik perubahan yang bersifat positif maupun bersifat negative. Manajer harus dapat menjawab setiap perubahan dan tantangan yang dating dari dalam maupun dari luar organisasinya. Kemampuan manajer untuk mengelola perubahan merupakan kebutuhan yang essensial, mengingat bahwa perubahan sebagai akibat dari transformasi teknologi maupun perkembangan sosial berjalan terus dan tidak dapat dihindarkan.
Perubahan organisasi pada dasarnya mempunyai tujuan agar organisasi dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dan untuk dapat mengubah sikap serta perilaku para pegawainya. Pada akhirnya tujuan perubahan organisasi adalah agar para pegawai dalam organisasi dapat bekerja dengan produktif untuk mencapai misi organisasinya, dimana misi tersebut sesuai dengan tuntutan latar belakang eksistensi organisasi dan eksistensinya sesuai dengan keberadaan lingkungan organisasi.
Dalam mencapai perubahan yang sesuai dengan tujuan tersebutlah maka strategi-strategi dalam perubahan diperlukan untuk dapat meningkatkan pencapaian misi yang diharapkan sebelumnya. Dalam makalah ini maka akan dijelaskan bagaimana bentuk-bentuk strategi yang dibutuhkan dalam mencapai sebuah perubahan.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan menjelaskan hal-hal yang bertitik tolak mengenai bentuk-bentuk strategi perubahan. Untuk membahas permasalahan tersebut secara lebih kompherensif, dirumuskan dua perangkat pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pendapat para ahli tentang jenis-jenis perubahan?
2. Apakah kategori yang membedakan perubahan strategis pada suatu perusahaan dan bagaimana kombinasi dari strategi-strategi perubahan tersebut?





BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Perubahan ( Pendapat Ahli )
Terdapat dua jenis perubahan, pertama di kategorikan sebagai perubahan operasional, yaitu perubahan-perubahan kecil yang bersifat parsial dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang luar biasa bagi divisi-divisi atau unit-unit usaha lainnya dalam perusahaan. Misal; perubahan kemasan produk, cara berpromosi, seragam karyawan, penampilan perusahaan dan lainnya. Yang kedua disebut dengan perubahan strategis (strategic change) yang berdampak luas dan memerlukan koordinasi dan dukungan dari unit-unit terkait, atau bahkan seluruh komponen perusahaan.
Berbagai macam perubahan strategis diantaranya adalah;
1. Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perusahaan. Perubahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Perubahan arah / focus bisnis. Yaitu dapat dengan mengubah arah / focus pada bisnis yang sama atau memasuki bidang baru dengan produk yang baru.
3. Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan (revenue), atau pemakaian sumber daya.
Dalam perubahan strategis seseorang yidak dapat mengisolir perubahan pada satu komponen karena komponen yang lain pasti ikut berubah. Untuk melihat bagaimana manajemen perubahan secara strategis dijalankan, dapat dilihat melalui turnaround yang dilakukan oleh Robby Djohan, seorang bankir yang diberi tugas oleh pemerintahan Indonesia untuk menjadi CEO Garuda Indonesia. Robby berusahan keras untuk mengembalikan kehidupan yang baru bagi Garuda, yang saat itu terpuruk yaitu utangnya meningkat luar biasa, jumlah pesawat menurun, dan rute-rute perjalanan yang terbatas dan kalah saing dengan armada dunia yang muncul belakangan. Walaupun hanya berlangsung selama 5 bulan, tetapi Robby berusaha merestrukturisasi melalui perubahan kepemimpinan, proses manajemen dan operasional, dan lain-lain yang diubah secara bersamaan.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa terdapat perubahan yang sifatnya mendasar dan perubahan yang tampak dari luar. Perubahan strategis harus harus tampak secara kasat mata dalam perubahan operasional. Namun, belum tentu seseorang yang melakukan perubahan operasional akan menyentuh aspek strategisnya. Perubahan strategis membutuhkan konsep dan seni yang kuat yang dilakukan bertahap. Perubahan ini akan tampak pada manusia yang menjalankannya.
Menurut Draft, perubahan strategis adalah sebuah perubahan yang cenderung radikal, sedangkan perubahan operasional dinilai seperti perubahan incremental. Perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan organisasi, seperti; perubahan struktur organisasi dari vertical-fungsional menjadi matrix, horizontal menjadi teamwork. Perubahan incremental adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan suatu organisasi untuk memelihara keseimbangan umum suatu organisasi, seperti; perbaikan mesin-mesin ( introduksi mesin-mesin baru yang lebih fleksibel dan efisien ).
Dalam kehidupan juga ditemui perubahan-perubahan lain yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Untuk melihat perubahan ini seseorang memerlukan pihak ketiga yang bertindak mengumpulkan mosaik yang terpisah dan melakukan analisis terhadap kecenderungan yang terjadi di tempat-tempat yang terpisah dengan rentang waktu yang berjauhan. John Naisbitt mengumpulkan mosaik-mosaik tersebut dan merangkumnya dalam sebuah karya tentang perubahan yang terjadi pada masa depan.
Seorang pengamat politik, Samuel Huntington mengumpulkan mosaik-mosaik melalui pendekatan sejarah mengenai apa yang akan terjadi setelah perang dingin berakhir yang kemudian disimpulkan bahwa setelah berakhirnya perang dingin dunia akan dikejutkan oleh benturan 7-8 peradaban dunia dan 8 blok kekuatan baru. Analisis tersebut kemudian menjadi catatan yang menjelaskan bagi para politikus dan pengusaha dalam membaca perubahan yang terjadi di dunia.
Selain perubahan-perubahan politik, perubahan-perubahan ekonomi dan bisnis juga memerlukan analisis global yang dikumpulkan dari serpihan-serpihan mosaik yang tersebar di berbagai Negara. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-2000 misalnya, tidak dapat dibaca dan dianalisis secara parsial. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan para analisis untuk mengumpulkan serpihan-serpihan mosaik tersebut dan merangkumnya menjadi sebuah kajian utuh yang menggambarkan arah perubahan ekonomi dunia.

B. Pembaruan Perusahaan
Platt membedakan perubahan strategis suatu perusahaan ke dalam tiga kategori, yaitu;
1. Transformasi Manajemen
Transformasi biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sehat atau perusahaan yang mulai menangkap adanya signal-signal yang kurang menggembirakan. Pada saat ini, biasanya perusahaan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti;
§ Hal-hal tidak pantas apa yang telah kita lakukan? (what are we doing wrong?)
§ Hal-hal apa yang mampu membuat kita lebih baik? (what could we do better?)
2. Manajemen Turnaround
Manajemen ini bisasnya dilakukan jika suatu perusahaan sudah mulai menghadapi persoalan-persoalan yang agak pelik dan melibatkan pihak-pihak yang lebih luas. Namun pada tahap ini perusahaan masih mempunyai sumber daya (aset) dan waktu yang memungkinkan untuk melakukan maneuver-manuver perbaikan, misal; pada performance perusahaan, reputasi yang memadai, dan peningkatan produktivitas aset-aset perusahaan.
Sebagai gambaran, perubahan dalam bentuk turnaround antara lain dilakukan oleh Drs. Abdul Gani, MA saat menjadi CEO di Garuda Indonesia. Sama seperti Robby Djohan yang menjadi bankir sebelumnya, Abdul Gani memetakan masalah-masalah yang ada di Garuda menjadi tiga kelompok, yaitu masalah keuangan, operasional, dan manajemen. Gani yang menganut pendekatan konsepsional, sistematis, bertahap dan konsisten, tidak mau melakukan perubahan secara membabi-buta atau berdasar selera pribadi, melainkan menggunakan prinsip manajemen yang tepat melalui proses yang diyakini dapat dilewati secara konsisten. Gani memulainya dengan program survival, yang kemudian dilanjutkan dengan program ketepatan waktu.
3. Manajemen Krisis
Manajemen ini biasanya dilakukan jika perusahaan sudah memasuki masa krisis, yaitu saat perusahaan mulai kehabisan darah (cashflow) dan energi (reputasi, motivasi). Pada titik ini, perusahaan mulai sulit memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran jangka pendek yang jatuh tempo, mulai dari tagihan pemasok bahan baku, kredit jangka pendek hingga gaji karyawan. Pada tahap ini perusahaan telah benar-benar berada pada posisi berbahaya dan eksistensinya diragukan.
Ketiga strategi tersebut menunjukkan keterkaitannya satu sama lain. Pada saat perusahaan memasuki tahap berbahaya, eksekutif harus segera menerapkan manajemen krisis terlebih dahulu berupa langkah-langkah penyelamatan strategis (stop the bleeding) yang berupa cashflow, nama baik dan kepercayaan dari semua pihak. Jika tahap tersebut dapat diatasi, pemimpin kemudian dapat melakukan turnaround seperti perbaikan modal kerja, kualitas produk, restrukturisasi utang dan lainnya. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami berbagai persoalan sebaiknya segera melakukan langkah-langkah turnaround. Perusahaan tidak dapat dikelola dengan cara-cara yang biasa atau melanjutkan cara-cara kerja yang normal di masa lalu. Manajer harus melakukan terobosan-terobosan strategis sebelum perusahaan memasuki tahap krisis.
Apapun yang dilakukan, kapanpun akan dilakukan, manajemen selalu memerlukan pengupayaan prinsip-prinsip going concern yang antara lain tercermin dalam;
a. Biaya produksi yang efisien (low cost).
b. Kualitas barang yang memenuhi keinginan pasar yang selalu berkembang.
c. Revenue dari penjualan yang terus menerus tumbuh.
d. Citra perusahaan, produk dan merek yang dijaga secara positif.
e. Kualitas sumber daya yang selalu ditingkatkan dan bekerja produktif.
Dengan demikian produk-produk perusahaan akan diterima oleh pasar karena kualitasnya baik, manusia-manusia yang mengerjakannya mampu memenuhi keinginan pasar sehingga cashflow-nya positif, perusahaan dapat meraih untung, dan senantiasa tumbuh. Hal tersebut dapat terjadi jika perusahaan menerapkan strategi perubahan dengan benar dan manusia-manusia di dalamnya siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.
Selain jenis-jenis perubahan di atas, Black & Gregersen membagi strategi perubahan dalam tiga kategori, yaitu;
1. Perubahan Antisipatif (Anticipatory Change)
Seorang pemimpin mengantisipasi sebelum segala sesuatu terjadi. Dalam perubahan ini, diperlukan penginderaan yang tajam dengan melakukan pergaulan yang intens dengan pelaku industri pasar dan membaca kajian-kajian para ahli. Tidak semua orang mampu melakukannya karena kesulitan relatif tinggi. Perubahan ini mirip dengan transformasi manajemen.
2. Perubahan Reaktif (Reactive Change)
Perubahan reaktif adalah perubahan yang paling sering dilakukan oleh para pelaku usaha. Seseorang bereaksi terhadap setiap kejadian dan merespon setiap hal yang baru terjadi. Manusia sebisa mungkin mengantisipasi perubahan dengan menyiapkan segala upaya sebelum perubahan itu terjadi. Tetapi adalakanya manusia tidak sempat mengambil langkah-langkah tepat dengan cepat terhadap sesuatu yang signal-nya tidak jelas. Maka reactive change selalu dibutuhkan.
3. Perubahan Krisis (Crisis Change)
Krisis memberikan banyak peluang dan kesempatan bagi orang-orang yang berpikir jernih dan berani. Pada saat krisis, orang cenderung bertindak dengan penuh keraguan dan kacau. Bagi orang-orang yang jernih dan memiliki keberanian akan tampil mengambil kesempatan memimpin dan mengembalikan krisis pada keteraturan. Persoalannya adalah perubahan dalam krisis membutuhkan biaya yang sangat banyak dan membutuhkan energi yang sangat besar. Masyarakat juga kurang memberikan tempat pada pemimpin yang tegas.
Sama halnya dengan perubahan sebelumnya, perubahan menurut Black & Gregersen ini juga saling berkaitan satu sama lain. Antara strategi perubahan yang satu dengan yang lain saling melengkapi hingga kemudia dapat terbentuk sebuah perubahan yang sesuai dengan tujuan perubahan tersebut.


BAB III
KESIMPULAN



Tujuan dari setiap langkah-langkah perubahan adalah untuk mempertahankan dan melangsukan kehidupan. Berubah berarti beradaptasi, menyesuaikan diri, dan menjadi lebih berdaya untuk mempertahankan dan meneruskan kehidupan. Bagi sebuah perusahaan perubahan tersebut dapat berupa regulasi, deregulasi, budaya dan norma-norma, kesediaan teknologi, sikap pasar, persaingan global, kondisi ekonomi, situasi politik, keamanan dan lain sebagainya.
Perubahan-perubahan tersebut dapat berbentuk perubahan operasional dan perubahan strategis, dimana sebagian ahli perpendapat bahwa pada keduanya dapat diartikan sebagai perubahan yang dapat dilihat secara kasat mata dan sebagai perubahan yang berada di dalamnya (tidak dapat dilihat kasat mata). Beberapa strategi perubahanpun dikemukakan, seperti transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen krisis. Ketiga strategi tersebut menunjukkan keterkaitannya satu sama lain dan tidak dapat saling dipisahkan.
Semua bentuk perubahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya harus dikenal dengan baik oleh para pemimpin perubahan. Perubahan tidak bisa dilakukan semata-mata hanya untuk berubah dan bergerak. Perubahan dilakukan secara konseptual sehingga tidak menyesatkan atau berhenti di tengah jalan. Pada setiap keadaan yang berbeda, seorang pemimpin perlu untuk meramu atau merencanakan sebuah strategi dan cara yang berbeda-beda dengan pemahaman yang dalam pada perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dasar pengalaman pemimpin dalam membuat perubahan yang baik, sehingga tujuan dan misi dalam sebuah perusahaan atau organisasi dapat dicapai dan menguntungkan serta kembali mengembalikan kehidupan yang baik seperti sebelumnya.




DAFTAR PUSTAKA

Davis, Keith dan John, Newstrom. 1985, Perilaku dalam Organisasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kasali, Rhenald. 2006, Change! Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sujak, Abi. 1990, Kepemimpinan Manajer, Rajawali Pers, Jakarta.

26 komentar:

Qurray_yoen mengatakan...

kalau berbicara tentang perusahaan kita tak akan jauh dari masalah, manajemen, kejayaan, krisis, dsb.

di makalah ini dijelaskan mengenai perubahan pada saat krisis yang terjadi dalam perusahaan. tetapi yang saya ingin tanyakan disini yaitu;" seandainya ada perusahan yang sedang sekarat atau krisis kemudian para manajer perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu di go public kan atau di jual saja, terus ada perusahaan lain yang membeli perusahaan yang sedang krisis atau sekarat tersebut, terus apakah tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh manajemen perusahaan baru tersebut dalam menyelesaikan krisis yang terjadi di perusahaan yang baru dibelinya itu. dengan catatan bahwa mereka menginginkan adanya kombinasi manajemen antara perusahaan lama dengan yang baru. tanpa menyentuh garis kelompok kepentingan 2 perusahaan tersebut. makasih

Qurray_yoen mengatakan...

kalau berbicara tentang perusahaan kita tak akan jauh dari masalah, manajemen, kejayaan, krisis, dsb.

di makalah ini dijelaskan mengenai perubahan pada saat krisis yang terjadi dalam perusahaan. tetapi yang saya ingin tanyakan disini yaitu;" seandainya ada perusahan yang sedang sekarat atau krisis kemudian para manajer perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu di go public kan atau di jual saja, terus ada perusahaan lain yang membeli perusahaan yang sedang krisis atau sekarat tersebut, terus apakah tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh manajemen perusahaan baru tersebut dalam menyelesaikan krisis yang terjadi di perusahaan yang baru dibelinya itu. dengan catatan bahwa mereka menginginkan adanya kombinasi manajemen antara perusahaan lama dengan yang baru. tanpa menyentuh garis kelompok kepentingan 2 perusahaan tersebut. makasih


dari: Qurrotul A'yuni (F1B006041)

Kelompok 5 mengatakan...

makalah kelompok anda menjelaskan bahwa perubahan strategis harus tampak secara kasat mata dalam perubahan operasional..
bagaimanah suatu perubahan itu dapat dikatakan sebagai suatu perubahan yang strategis?
EUIS AENILAWATI F1B006062

Re-Code III mengatakan...

dalam kesimpulan makalah anda mengatakan bahwa ketiga strategi perubahan yaitu transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen krisis menunjukkan keterkaitannya satu sama lain dan tidak dapat saling dipisahkan.

seperti apa bentuk keterkaitan tersebut...!
lalu apa yang akan terjadi apabila dalam suatu perubahan hanya terdapat salah satu dari strategi diatas?

dari; Agung Hariawan (F1B006042)

Chellesmere mengatakan...

Persoalan dalam perubahan krisis adalah membutuhkan biaya yang sangat banyak dan membutuhkan energi yang sangat besar. Masyarakat juga kurang memberikan tempat pada pemimpin yang tegas.

Bagaimana caranya seorang pemimpin mengatasi perubahan krisis ?

EKI LISTIANI(F1B006048)

dsiajah mengatakan...

Berkaitan dengan perubahan antisipatif,tidak semua orang mampu melakukan perubahan ini karena kesulitan yang relatif tinggi. Kesulitan-kesulitan seperti apakah yang ditemui pada perubahan antisipatif ini! Makasih...^_^
Desi Handayani F1B006011

Unknown mengatakan...

dyna F1B006003
berkaitan dengan perubahan stretegis suatu perusahaan.......
apakah memungkinkan dalam suatu proses perubahan terjadi sebuah situasi dimana konsep awal yang terencana mengalami perubahan yang bersifat urgen????
berikan beberapa contoh kasusunya!!
hatur tengkyu.....

Re-Code III mengatakan...

ASTRY DEWANTI (F1B006043)
dalam pembahasan tertulis "Namun, belum tentu seseorang yang melakukan perubahan operasional akan menyentuh aspek strategisnya."

apa yang dimaksud dengan aspek strategis pada perubahan operasional? jelaskan dan beri contoh nyatanya? thank's

Re-Code III mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Re-Code III mengatakan...

Dalam makalah kelompok anda disebutkan bahwa dalam kehidupan juga ditemui perubahan-perubahan lain yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Apa saja perubahan-perubahan yang dimaksud itu?

Menurut Black & Gregeesen srategi perubahan ada 3 kategori yaitu: perubahan antisipatif,perubahan reaktif,perubahan krisis. Apa contoh konkret dari perubahan-perubahan tersebut?
INDAH NOVIANTI F1B006047

Anonim mengatakan...

Fitri Fuadah F1B006020
Sudah sekian lama negara Indonesia mengalami keterpurukan, dan berbagai cara untuk melakukan sebuah perubaha sudah dilakukan, tetapi belum mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Menurut kelompok anda apakah poenyebab utama dari ketidak berhasilan atas perubahan tersebut dan strategi yang bagaimana yang paling efektiv diterapkan di Indonesia?

Re-Code III mengatakan...

Nama: Nugroho Hasanudin L
Nim : F1B006051

Assalamu'alaikum.wr.wb

Dalam makalah kelompok anda trdapat kalimat "perubahan strategis membutuhkan konsep dan seni yang kuat yang dilakukan bertahap"
yang ingin saya tanyakan adalah konsep dan seni yang kuat seperti apa yang dibutuhkan dalam perubahan strategis? dan mengapa harus dilakukan secara bertahap?
terima kasih

wee_nashya mengatakan...

Platt membedakan perubahan strategis suatu perusahaan ke dalam tiga kategori, yaitu;
1. Transformasi Manajemen
2. Manajemen Turnaround
3. Manajemen Krisis
menurut pendapat kelompok anda, apakah ketiga kategori perubahan tersebut jika diterapkan dalam perusahaan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi secara efektif??dan akankah mampu memulihkan kondisi organisasi menjadi lebih baik?
Dewi Ratnasari (F1B006086)

wahyuardianawati mengatakan...

Wahyu Ardianawati (F1B006059)

dalam sebuah perusahaan misalnya. perusahaan tersebut sudah maju dan berkembang pesat. pada suatu saat perusahaan tersebut terkena krisis yang menyebabkan mereka kesulitan dalam masalah keuangan.karena tuntutan dan perkembangan zaman yang menyebabkan mereka harus segera melakukan perubahan operasional (penggantian mesin dsb).lalu apa yang dapat dilakukan perusahaan tersebut untuk mengatasi masalah di atas sedangkan untuk memperoleh pinjaman sudah tidak memungkinkan lagi.

kurnia romadona mengatakan...

kurnia romadona_f1b004033
dalam sebuah organisasi diperlukan seorang pemimpin yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan orgnisasi. sikap seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menghadapi perubahan dan gaya kepemimpinan seperti apa yang harus dimiliki seorang manajer dalam mengelola organisasi?

Re-Code III mengatakan...

Lutfi FittiLazaro
F1B006044

Secara teoritis dan konseptual telah gamblang dijelaskan sederet perubahan organisasi dan perilaku pemimpin yang kiranya mampu membawa organisasi beserta anggotanya pada perubahan yang lebih baik.
perubahan identik dengan langkah dan kebijakan. Menyikapi keadaan riil yang terjadi, saya melihat pemerintahan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhir-akhir ini telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan besar. sebut saja kebijakan menaikan tarif BBM yang saat ini sedang banyak dikecam masyarakat dan mahasiswa yang berujung pada tuntutan mundurnya presiden dan wakil presiden karena dianggap garis kerjanya tidak berpihak pada rakyat.
Sebuah kebijakan yang krusial, dilematis dan kontroversi telah dikeluarkan, kendati tuntutan penolakan terjadi di seluruh Indonesia.
Sebagai warga negara yang juga menggunakan BBM dan kebutuhan pokok lainnya saya cukup merasakan dampak dari kebijakan tersebut. namun saya benar-benar paham bahwa pasti ada alasan dari setiap perubahan. dan saya sadar bahwa perubahan ini juga bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dan negara pada jangka panjang.

Kepada kelompok blog ini saya meminta pendapat dengan mengkhususkan pada kasus pemimpin sebuah perubahan (SBY) dimana anggota atau kalangan yang bersinggungan langsung dengan perubahan (masyarakat)bersikeras menolak perubahan tersebut. bagaimana kasus ini bila dipandang dalam teori-teori makalah kelompok ini? Apakah pemimpin tersebut dapat dikatakan pemimpin yang baik? buruk? atau bahkan terlepas dari kedua penilaian tersebut? dan mungkin ada solusi dari kelompok ini untuk Bapak SBY..?

grazzie guys...!

Re-code Your Change DNA IV mengatakan...

Siti Fatimah (F1B006052)

mau tanya nichh...
jangan protes ya kalo pertanyaanya agak kurang bermutu..

Dalam makalah Anda sekalian dijelaskan bahwa kondisi krisis banyak memberikan banyak peluang dan kesempatan bagi orang-orang yang berfikir jernih dan berani. Namun dalam krisis juga terdapat orang-orang yang cenderung bertindak dengan penuh keragu-raguan dan kacau. Teruz, bagaimana sich menghadapi orang-orang tersebut agar dalam keadaan krisis tersebut dapat ikut berpartisipasi dalam megembalikan krisis pada keteraturan??

tenkQyUUUU.........

Re-code Your Change DNA IV mengatakan...

Septian Rolik R (F1B006054)

Apa kbr, mas n mbak smuanya ???
mudah'n baik y....

Mau tanya nh, tp g mutu gpp y
maaf sebelumnya.
Perlukah Indonesia dengan pihak ketiga dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi, terutama masalah kinerja PNS ? Dalam rangka melihat perubahan yang tidak kasat mata.

Terima kasih banyak mas & mbak smuanya.

Unknown mengatakan...

TINA FEBRIANA [F1B006007]
Kelompok anda menyatakan bahwa perubahan harus selalu dilakukan untuk pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Terus, bagaimana apabila hal2 tersebut telah tercapai, apakah perubahan harus tetap dilakukan?

Re-code I mengatakan...

Seperti yang kita semua ketahui bahwa masa krisis merupakan masa - masa yang sangat sulit untuk melakukan perubahan. Dimana pada saat seperti itu semua hal/bidang berda pada posisi paling rendah. Kinerja para karyawan pun menurun drastis dan muncul keraguan - keraguan untuk melakukan sesuatu. Yang akan saya tanyakan adalah Hal/bidang apakah yang pertama kali perlu dirubah/diperbaiki pada sebuah perusahaan yang sedang mengalami krisis!!


Nurdin Alifudin F1B006033

indra_kunyit.blogs2stud mengatakan...

dalam organisasi pemerintahan, apa ke3 strategi perubahan dapat diterapkan seefektif pada organisasi bisnis/perusahaan? Bagaimana peran pemerintah dalam mengendalikan perubahan yang terjadi pada perusahaan2 bisnis yang ikut berperan terhadap perekonomian bangsa?

Wawan Indra K (F1B004030)

Blog Administrasi Negara mengatakan...

Dalam makalah saudara disebutkan bahwa dalam melakukan pembaharuan di perusahaan dilakukan suatu proses yaitu transformasi manajemen. Transformasi manajemen biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sehat atau perusahaan yang mulai menangkap adanya signal-signal yang kurang menggembirakan. Yang ingin saya tanyakan adalah tindakan real apa saja yang dilakukan oleh seorang manajer dalam melakukan suatu proses transformasi manajemen?

Terima Kasih

JATI PRIYO UTOMO (F1B006035)

Re-Code III mengatakan...

TONY A. Y (F1B006046)


Ass Wr. Wb



To the point saja, pada makalah anda tertulis bahwa

" Perubahan strategis membutuhkan konsep dan seni yang kuat yang dilakukan bertahap. "

Ada sebuah kata yang cukup menggelitik benak saya yaitu SENI yang kuat.


Tolong jelaskan dan beri kami para pembaca contoh nyata arti kata SENI itu, seni seperti apa dan bagaimana aplikasinya..



Terima Kasih.

Anonim mengatakan...

Bagi sebuah perusahaan perubahan tersebut dapat berupa regulasi, deregulasi, budaya dan norma-norma, kesediaan teknologi, sikap pasar, persaingan global, kondisi ekonomi, situasi politik, keamanan dan lain sebagainya.
Beberapa strategi perubahanpun dikemukakan, seperti transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen krisis.
apabila daya beli masyarakat semakin berkurang maka pemasukan akan berkurang apa dapat diterapkan dalam pengembangan strategi tersebut dalam hal pengembanga organisasi yang lebih maju.

kelompok3 mengatakan...

KAMI DARI KELOMPOK 3, BAGI TEMEN-TEMEN YANG MAU KOMENTAR, MAKALAH KAMI MENGALAMI PERUBAHAN. PERUBAHAN MAKALAH KAMI ADA DI

FS-keloga.blogspot.com

SILAHKAN BUKA UNTUK MENGIRIM KOMENTAR ANDA, KARENA KOMENTAR ANDA PADA BLOG INI TIDAK KAMI BAHAS. SILAHKAN BUKA BLOG BARU DIATAS...


TERIMAKASIH...

giegeigie mengatakan...

misi-misi numpang tanya...

1.Dalam manajemen turn around, bisa anda jelaskan kiat-kiat atau usaha dalam menanggulangi krisis dari persoalan perusahaan dan pemulihan perusahaan?
2.Kendala apa saja yang dapat dihadapi oleh perusahaan yang mempunyai perusahaan dan mencoba pengalihan kepada manajemen turnaround?
3. Apakah transparansi dan keterbukaan dari CEO dapat berpengaruh terhadap perusahaan yang menjalani manajemen turnaround?
4. Bisa dijelaskan maksud dari derivikasi ke produk dan jasa yang terjangkau yang mana hal ini diterapkan pada perusahaan garuda yang mengalami krisis pada saat harga kacang melonjak naik, dan hal ini juga terjadi pada krisis perusahaan taxi bluebird di Indonesia?
5.Apakah perlu melakukan instalasi dan pengembangan dalam menghadapi krisis perusahaan?...tolong jelaskan dan berikan contoh konkretnya dan relevansinya?...
6.Manajemen ini biasanya dilakukan jika suatu perusahaan sudah mulai menghadapi persoalan-persoalan yang agak pelik dan melibatkan pihak-pihak yang lebih luas. pihak luas yang mana yang dapat dilibatkan? apakah perananya sebagai pembantu menghadapi krisis atau bersifat kreditor semata saja, selama perusahaan mencoba bangkit dari krisisnya?...tolong jelaskan

tolong jawabannya...
TERIMA KASIH...

ANGGITA NIANDA
F1B006093